Isu yang berbau suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang beberapa kali berkembang di Indonesia dalam berbagai konteks dan permasalahan, mendapat tanggapan dari Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Menurut Mega, penyebaran isu tersebut tidak mencerminkan alam demokrasi yang sedang dibangun di Indonesia. "Di negara yang sangat jelas, yang namanya kita punya konsensus sebagai sebuah bangsa, seharusnya tidak terjadi lagi hal-hal yang sifatnya SARA, apakah itu mengenai agama, budaya, atau ras," ujarnya di Jakarta, Minggu (2/9).
Meski begitu, Mega mengatakan, dirinya tidak berkomentar terkait isu SARA dalam konteks Pemilkada DKI Jakarta saja, namun dimana saja isu-isu semacam itu tidak semestinya dikembangkan. Karena menurutnya setiap warga negara Indonesia, tanpa memandang ras, budaya, atau latar belakang agamanya, memiliki hak yang sama yang dilindungi undang-undang.
"Karena kita esensinya sudah mengakui, negara kesatuan yang direkatkan dengan Pancasila, mengakui toleransi keberagaman dengan Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, di mana saja, tidak hanya di Jakarta, di wilayah republik ini, hal-hal seperti itu oleh yang berwenang, harus disimpulkan tidak boleh dilakukan warga bangsa."
Isu SARA hanya dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang menginginkan perdamaian dan kesejahteraan di Indonesia tidak terjadi. Untuk itu, kita harus mampu dan ikut untuk mematahkan semua kuasa dari siapapun yang ingin persatuan di Indonesia dalam bingkai Pancasila menjadi rusak.
Baca Juga :